Kamis, 31 Oktober 2013

Contoh Bencana Alam Baca Yaaa



 numpang ngepos yaa...
buat adek" yg sering susah cari berita bencana alam, nihh kakak dapet dari tugas adek kakak hehe
Semoga Bermanfaat



Tanggul Kali Kutho jebol, banjir bandang melanda Kendal

MERDEKA.COM, Banjir bandang akibat luapan Kali Kutho di Kecamatan Rowosari, Kendal, Jawa Tengah menerjang ribuan rumah. Ketinggian air mencapai dua meter dan terjadi saat warga hendak menyantap makan sahur. Hingga Minggu (14/07) siang ini ketinggian air masih berkisar satu meter dan lumpur setinggi 30 centimeter mengendap di jalan dan rumah warga.
Banjir bandang ini terjadi Sabtu (13/07) malam setelah tanggul Kali Kutho jebol akibat tidak kuat menahan debit air. Banjir terjadi setelah wilayah selatan Kendal diguyur hujan lebat sejak Sabtu siang hingga malam hari. Ribuan rumah terendam banjir hingga ketinggian dua meter, bahkan hingga Minggu pagi air yang masuk ke dalam rumah masih sekitar setengah meter.
Menurut warga, banjir yang datang kali ini cukup besar. Air mengalir cukup deras dari tanggul sungai yang jebol. Warga sempat panik pasalnya air naik dengan cepat hingga banyak yang tidak bisa menyelamatkan harta bendanya. Air mulai menggenangi jalan di permukiman nelayan di Desa Gempolsewu Kecamatan Rowosari ini pada Sabtu tengah malam. Air terus bertambah hingga minggu dinihari saat warga hendak menyantap makan sahur.
Ketinggian air mencapai dua meter membuat warga mengamankan barang berharga ke tempat yang lebih tinggi. Sejumlah kendaraan terpaksa diangkat ke teras rumah yang tinggi agar tidak terkena banjir. "Airnya deras mulai masuk ke dalam rumah sekitar jam 11 malam," kata Budi, warga sekitar.
Hingga Minggu siang ini air masih menggenangi sejumlah ruas jalan kampung dan rumah warga. Sementara warga mulai sibuk membersihkan lumpur yang mengendap di dalam rumah dan sepanjang jalan. Sampah juga tampak berserakan di tengah jalan aktivitas warga-pun terganggu.
Belum ada bantuan dari pemerintah setempat, hingga kini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal masih mendata jumlah kerusakan akibat banjir bandang ini.
Sumber: Merdeka.com

Gunung Rokatenda Flores Meletus, 6 Tewas Tersapu Awan Panas
Gunung Rokatenda di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, kembali meletus pada Sabtu pagi (10/8), tepatnya pukul 04.27 Wita.
Kantor berita ANTARA mengutip warga di pulau tersebut mengatakan letusan dan semburan abu vulkanik dahsyat yang disertai gempa bumi terjadi sekitar jam satu malam. Akibat letusan dan semburan itu, beberapa desa dihujani semburan kerikil dan abu vulkanik.
Gunung Rokatenda termasuk gunung berapi aktif di Lingkar Cincin Api pegunungan berapi di Indonesia. Gunung ini terakhir kali meletus pada bulan Juni lalu.
Pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban letusan G. Rokatenda di Kab. Sikka, NTT masih terus dilakukan. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melaporkan data sementara korban enam tewas hingga sore ini.
Empat jenazah korban sudah ditemukan, yaitu  Aloysius Lala (65), Wea Lala (58), Petrus Ware (69) dan Aluysius (tidak diketahui usianya). Sementara korban yang masih dalam pencarian adalah Lengga (5) dan Pio (7). Mereka tersapu awan panas pada saat tidur di pantai Punge, Desa Rokirole.
"Masyarakat sekitar panik dan dilaporkan letusannya lebih besar daripada letusan sebelumnya," jelas Sutopo dalam pesan yang dikirimkan ke wartawan, Sabtu petang (10/8).
Hingga pukul 09.30 Wita masih terlihat awan panas guguran menuju arah utara. Arah luncuran awan panas tidak seperti biasanya yang mengarah ke arah selatan hingga ke pantai.
Awan panas mengalir dari Woje Wubi sampai pantai Cua. Terparah di Ko'a Desa Rokirole dan Nitunglea. Bupati Sikka bersama BPBD telah berada di lokasi dan melakukan penanganan darurat.
Status Gunung Rokatenda masih ditetapkan Siaga oleh PVMBG. Gunung Rokatenda meletus sejak Oktober 2012, abu letusan tersebar dalam pulau bergantung arah angin.
Saat Rokatenda dalam status siaga, masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 3 Km.

Gempa Jogjakarta, Selatan Jawa Tengah

Korban : 6.234

Tanggal : 26 Mei 2006

Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa Bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 (26 May UTC) kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik.
Gempa Bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan bahwa gempa terjadi sebesar 6,2 pada skala Richter. (video “Sebuah Catatan” Film Dokumenter Gempa Yogya 26 Mei 2006)
Rumah-rumah disebuah desa yang runtuh akibat gempa Jogya 26 Mei 2006






Bencana Gempa dan Tsunami Aceh, 26 Desember 2004
26 Desember 2004…..
Gempa bumi tektonik berkekuatan 8,5 SR berpusat di Samudra India (2,9 LU dan 95,6 BT di kedalaman 20 km (di laut berjarak sekitar 149 km selatan kota Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam). Gempa itu disertai gelombang pasang (Tsunami) yang menyapu beberapa wilayah lepas pantai di Indonesia (Aceh dan Sumatera Utara), Sri Langka, India, Bangladesh, Malaysia, Maladewa dan Thailand. Menurut Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jan Egeland, jumlah korban tewas akibat badai tsunami di 13 negara (hingga minggu 2/1) mencapai 127.672 orang. Namun jumlah korban tewas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Timur yang sebenarnya tidak akan pernah bisa diketahui, diperkirakan sedikitnya 150.000 orang. PBB memperkirakan sebagian besar dari korban tewas tambahan berada di Indonesia. Pasalnya, sebagian besar bantuan kemanusiaan terhambat masuk karena masih banyak daerah yang terisolir. Sementara itu data jumlah korban tewas di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara menurut Departemen Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh dan Sumatera Utara.Iitulah kisah suram 5 tahun silam yang terjadi di penghujung tahun 2004 silam. Namun, seiring waktu berjalan, segala perbaikan terus berjalan. Setidaknya, begitulah yang terbaca dan terdengar di media massa.Akan tetapi, ironinya, masih terlihat adanya barak-barak yang berpenghuni, seperti di bantaran sungai Krueng Aceh, yang di kenal dengan Barak Bakoy. Memang kita tidak bisa menduga, apa yang terjadi ? Dengan dana yang melimpah, di dukung oleh sumber daya manusia yang multi culture, high intelegence, tapi semua ini masih terhidang di depan kita. Aneh..
Barak bakoy adalah salah satu bukti dari kisah silam yang masih ada, mungkin juga masih ada bakoy-bakoy lain yang belum sempat penulis tahu.

Tanah Longsor di Jawa Barat, 6 Tewas

Seorang pejabat pemerintah mengatakan tanah longsor akibat hujan lebat telah menewaskan sedikitnya enam orang dan 18 lainnya hilang di desa Cililin, Bandung, Jawa Barat (25/3).
Regu penolong berupaya melakukan pencarian korban tanah longsor di desa Cililin, Jawa Barat, 25 Maret 2013. (AP Photo)

Sutopo Purwo Nugroho dari Badan Mitigasi Bencana mengatakan sembilan rumah terkubur oleh lumpur yang longsor dari pebukitan sekitar segera setelah subuh hari Senin (25/3) di desa Cililin, daerah Bandung barat.

Ia mengatakan Tm SAR telah mengangkat enam mayat, termasuk empat anak-anak, beberapa jam setelah tanah longsor itu.

Ratusan polisi, tentara dan penduduk menggali puing-puing, dengan menggunakan tangan, sekop dan cangkul mencari korban lain yang dilaporkan hilang.

Musim hujan mengakibatkan puluhan tanah longsor dan banjir bandang setiap tahun di Indonesia, yang terdiri dari 17 ribu pulau dimana jutaan orang tinggal di daerah-daerah pegunungan atau dekat daerah banjir yang subur.


Kebakaran Hutan di Riau, Danlanud: Kita Masih Lakukan Hujan Buatan

Chaidir Anwar Tanjung - detikNews

Pekanbaru - Berdasarkan satelita NOAA, di wilayah Riau masih terpantau 27 titik api. Tim pemadam di Riau masih melakukan hujan buatan dan bom air.

Demikian disampaikan, Komandan Satgas, Udara, Kol P Andyawan kepada detikcom, Rabu (31/7/2013) di acara buka bersama di Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin Pekanbaru.

Komadan Pangkalan TNI AU ini menyebutkan, bahwa hari ini tim Satgas Udara masih melakukan hujan buatan dengan menggunakan pesawat Cassa. Sedikitnya. 2 ton garam disemai di langit Riau.

"Alhamdulilah, upaya kita berhasil. Hari ini sejumlah kabupaten termasuk Pekanbaru ada hujan. Dengan demikian diharapkan, bisa memadamkan titik api yang berada di wilayah utara Riau," kata Andyawan.
Andyawan menyebutkan, saat ini memang statusnya tidak tanggap darurat. Namun kondisinya menjadi transisi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
"Tim yang ada saat ini masih ada BNPB, Penprov Riau, TNI AD, serta jajaran intansi terkait lainnya," kata Andy begitu sapaan akrabnya.
Selain melakukan hujan buatan, lanjut Andy, pihaknya juga melakukan bom air. Lokasi bom air ini berada di kabupaten Rokan Hilir. Setidaknya ada 143 kali heli membawa air sekali terbanga 3,5 ton.
"Upaya pemadaman lewat heli dengan bom air juga kita lakukan. Kita harapkan, seluruh titik api yang ada saat ini bisa segera tertanggulangi," kata Andy.

Angin puting beliung hantam perbelanjaan di Jambi

Sabtu, 10 Agustus 2013 20:05 WIB | 2202 Views
ilustrasi Puting Beliung Pekerja memperbaiki sebuah baliho yang terjatuh akibat dihantam angin kencang di ruas jalan kota Meulaboh, Aceh Barat, Jumat (10/5). (FOTO ANTARA/Anwar)
Jambi (ANTARA News) - Angin puting beliung mengantam papan nama perbelanjaan modern hypermart WTC Jambi yang mengakibatkan. empat unit mobil rusak akibat robohnya tiang bangunan tersebut, namun belum diketuai pasti tentang korban jiwa.
Hasil pantauan di lokasi, Sabtu, kejadian angin puting beliung yang mengantam papan nama pusat perbelanjaan tersebut terjadi pada pukul 14.30 WIB.

Menurut saksi mata di lokasi kejadian itu mengatakan, seluruh pengunjung pusat perbelanjaan itu berhamburan lari keluar bangunan pada saat terjadinya angin puting beliung menerjang bangunan yang terletak dipinggiran Sungai Batanghari.
Pada kejadian itu seluruh pengunjung yang sedang asik berbelanja sehingga harus menyelamatkan dirinya khawatir runtuhan bangunan itu.

Akibat kejadian itu papan reklame hypermart sebesar 20 meter tumbang dan menimpa empat unit mobil milik pengunjung.

Salah seorang pengunjung yang tidak mau di sebutkan namanya mengatakan angin yang kencang sempat masuk, dan orang-orang kebingungan dan berhamburan keluar.
Usai kejadian itu petugas kepolisian langsung ke lokasi dan langsung memasang garis polisi sedangkan pihak hypermart sendiri sedang berusaha menyingkirkan papan nama tersebut yang menimpa mobil dan bagian depan banguan itu.

Sementara itu pihak pengelola pusat perbelanjaan itu belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut atas kejadian itu.(*)

Badai tumbangkan empat pohon di Padang

Jumat, 5 April 2013 22:08 WIB |
ilustrasi Banjir Warga melintas di antara banjir merendam perumahan Bumi Kasai Permai, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padangpariaman, Sumbar. (FOTO ANTARA/Iggoy el Fitra) ()
Dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa, hanya sejumlah ruas jalan macet akibat pohon tumbang di badan jalan,"
Padang (ANTARA News) - Badai disertai hujan lebat yang terjadi sejak pagi hingga malam hari menumbangkan empat batang pohon di empat lokasi berbeda di Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat.
Sedikit ada empat pohon di empat lokasi tumbang di Kota Padang, kata Kabid Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Pemadam Kebakaran (BPBD dan Damkar) Padang, Edi Asri.
Menurut dia, pohon tumbang pertama terjadi di daerah Purus sekitar pukul 07.00 WIB, kemudian di jalan Gajah Mada pukul 17.30 WIB.
Selanjutnya pohon tumbang terjadi di daerah Bukit Lampu pada pukul 17.45 WIB, mengakibatkan arus lalu lintas Padang - Painan sempat terhambat, serta di daerah Korong Gadang menimpa satu unit gardu listrik, ungkap dia.
Petugas telah diturunkan untuk memotong pohon tumbang yang terjadi di empat titik yang ada di Kota Padang.
"Dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa, hanya sejumlah ruas jalan macet akibat pohon tumbang di badan jalan," ungkap Edi Asri.
Dia mengatakan, hujan lebat yang menguyur Kota Padang sejak Jumat pagi hingga malam hari juga menyebabkan sejumlah ruas jalan tergenang air.
"Banjir yang menggenangi ruas jalan itu membuat arus lalu lintas tersendat dan menimbulkan kemacetan kendaraan," kata dia.

Kegempaan Vulkanik Gunung Lokon Menurun

Senin, 16 September 2013, 01:02 WIB
Antara/Fiqman Sunandar
Gunung Api Lokon mengeluarkan debu vulkanik serta lava di kota Tomohon, Sulawesi Utara. REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON -- Kegempaan vulkanik Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara menurun diperiode enam jam sejak pukul 12.00 WITA hingga 18.00 WITA, Ahad (16/9).
"Mudah-mudahan frekuensi kegempaannya terus menurun. Di periode ini hanya terekam sebanyak enam kali gempa vulkanik dalam dan dua kali gempa vulkanik dangkal serta empat kali gempa tektonik," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi di Kakaskasen, Farid Ruskanda Bina.
Dia mengatakan, pada pukul 00.00 WITA hingga 06.00 WITA terekam dua kali gempa tektonik, 13 kali gempa vulkanik dalam, 20 kali gempa vulkanik dangkal, 18 kali gempa embusan serta tremor dengan amplitudo maksimum mencapai empat milimeter.
Begitupun di periode enam jam selanjutnya, pukul 06.00 WITA hingga pukul 12.00 WITA, petugas pos pengamatan merekam satu kali gempa tektonik, 12 kali gempa vulkanik dalam, 15 kali gempa vulkanik dangkal, 13 kali gempa embusan serta tremor dengan amplitudo maksimum mjencapai enam milimemeter.
"Bila dikalkulasi, jumlah kegempaan vulkanik dalam dan dangkal yang terekam sejak peningkatan kegempaan pada Jumat pukul 19.00 WITA hingga hari ini, telah mencapai di atas 200 kali," katanya.
Dia mengatakan, peningkatan kegempaan ini belum bisa diindikasikan apakah hanya sekadar mengisi ruang-ruang kosong atau akan meletus dengan waktu yang tidak bisa diperkirakan, katanya.
Karena itu menurut dia, langkah paling efektif yang harus dilakukan warga adalah tetap meningkatkan kesiapsiagaan, serta tidak melakukan aktivitas di radius bahaya sejauh 2,5 kilometer dari kawah.
Pada pekan ini, rangkaian letusan Gunung Lokon terjadi sejak Senin (9/9) hingga Kamis (12/9) dengan ketinggian debu letusan bervariasi dari 500 meter hingga 2.500 meter, dan hingga kini masih ditetapkan status siaga pada level III.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar